
Labuha, Madodera.Com – Suasana di salah satu rumah makan dekat Zero Point siang tadi mendadak panas. Aktivis, tokoh masyarakat, dan jurnalis lokal berkumpul, baku tukar suara soal satu topik yang bikin ramai akhir-akhir ini: Media Madodera dot com.
Diskusi ini tara biasa-biasa. Bacari langsung tikam jantung: hubungan dingin antara Bupati dan Wakil Bupati Halsel yang su mulai terasa. Banyak yang nilai, berita-berita tajam dari Madodera.com ikut bikin suasana makin terbuka – tapi juga makin sensitif.
"Madodera tu justru bagus. Dong bikin berita supaya Bupati deng Wakil bisa sadar, jaga ba bae-bae. Karena kalau pemimpin ribut, torang masyarakat yang susah," bilang Om Andi, tokoh masyarakat , nada tenang tapi menusuk.
Tapi saya kurang setuju. Aktivis muda Haris balas dengan suara keras:
"Iya, Madodera ka Babera ka itu oke. Tapi dong juga suka baku sambunyi di balik nama media, bikin torang bingung. Transparansi itu penting!" sentilnya.
Diskusi makin panas saat isu pelaporan aktivis ke polisi muncul di meja. Banyak yang marah, karena aktivis yang bersuara justru dikejar, bukannya diajak duduk sama-sama.
"Kalau aktivis angka bicara cuma karena bicara keras, berarti demokrasi di Halsel ini su rusak!" teriak satu orang dari samping.
Seorang jurnalis lokal juga ikut bicara, bawa cerita soal praktik "kerja sama" yang kadang beraroma titipan elit.
"Itu Husni tu, pe nama tarada hari cuma dia saja yang dong angka. Pigi di dinas, bilang su kerja sama deng husni. Di kepala desa juga dong bilang so deng husni, sama juga. Padahal? tara jelas. Husni ini su macam Bupati pe ade ka bagimana eee. Tapi torang yakin, Bupati tara tau. Ini orang pande main belakang," ucapnya lantang.
Salah satu keberhasilan media daring juga sempat disebut, waktu kedai yang biasa dipakai judi akhirnya bersih, setelah diliput di Madodera. Itu bukti media bisa bikin perubahan nyata.
Tapi di akhir diskusi, Om Andi kembali angkat suara, kali ini lebih keras:
"Barang ini barang bagus. Tapi jangan ngoni sabarang mangaku wartawan Madodera. sampe ada yang mangaku kecap au , identitas tara jelas – tutup! Torang tara mau nama Madodera dipakai sembarang!" dan ngoni harus bersukur supaya ngoni disini samua tau.
Diskusi itu jadi gambaran nyata bahwa media online di Halsel bukan cuma alat informasi, tapi medan pertempuran opini dan kepercayaan publik. Madodera dot com disorot, dipuji, dikritik – tapi satu hal pasti: dia sudah bikin gelombang.
Sekarang tinggal pertanyaan: apakah gelombang ini akan bersihka pantai atau cuma bikin banjir lumpur? sekian pesan redaksi Halmahera Selatan.