
Halsel, Madodera.Com - Nama Husni Saban belakangan ini makin santer dibicarakan warga Halmahera Selatan. Bukan soal prestasi atau gebrakan luar biasa, tapi karena dugaan pungutan liar (pungli) yang katanya merajalela di hampir seluruh wilayah kabupaten Halmahera Selatan. 26/07.
Hampir sebagian di 249 desa yang tersebar di Hal-Sel. Yang bikin heboh, Husni dikenal sebagai orang dekat Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, bahkan sering disebut sebagai “media center”-nya bupati.
Warga dan sejumlah perangkat desa mulai angkat bicara. Mereka bilang, tiap kali ada program atau bantuan yang turun dari kabupaten ke desa, pasti ada "jatah" yang harus dikasih. Entah itu uang transport, "pengamanan", sampai fee yang katanya buat “koordinasi”. Tapi herannya, hampir semua jalur itu arahnya ke satu nama: Husni Saban.
“Kalau urus proposal atau cairkan dana, pasti disuruh lewat dia (Husni). Kalau nda ikut alur, bisa-bisa dana lambat turun atau malah digantung,” ungkap salah satu kepala desa yang enggan disebut namanya.
Lebih parahnya lagi, dugaan pungli ini bukan cuma terjadi di desa-desa. Dari info yang beredar, Husni juga dikabarkan masuk dan punya pengaruh kuat di hampir 30 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Halmahera Selatan. Ia disebut sering "main proyek media dan profil", pasang orang-orangnya di posisi strategis, sampai atur-atur anggaran.
“Dia bukan ASN, bukan pejabat resmi, tapi bisa keluar masuk kantor OPD sesuka hati. Kadang ikut rapat anggaran, kadang atur kebijakan. Kekuasaannya mirip shadow government,” ujar salah satu ASN yang juga minta identitasnya dirahasiakan.
Banyak yang bertanya-tanya, dari mana Husni dapat kekuasaan sebesar itu? Jawabannya mungkin terletak pada kedekatannya dengan Bupati Bassam. Sejak awal pemerintahan Bassam Kasuba, Husni memang dikenal sebagai orang dalam lingkaran inti.
Ada dugaan bahwa jaringan kekuasaan ini dimanfaatkan bukan cuma buat pencitraan, tapi juga buat kepentingan pribadi dan kelompok. Beberapa sumber bilang, Husni kerap jadi "perantara" proyek, mulai dari pembangunan jalan, bantuan sosial, sampai pengadaan barang dan jasa.
“Bahkan ada proyek fiktif yang diduga namanya dia ikut di belakang layar. Bukan main canggih cara mainnya,” kata seorang kontraktor lokal yang pernah bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Yang jelas, publik kini menanti langkah tegas dari Bupati Bassam. Apakah akan membela orang dekatnya, atau membersihkan lingkar kekuasaan dari dugaan praktik kotor?. "Tong harap bupati jang kerja sama dan diam". Tutup orang terdekat. (Red).