
MADODERA.COM - Dua nama yang selama ini jadi buah bibir di lingkaran Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Husni Saban dan Risman Lamitara, kembali muncul. Sabtu, 19/07.
Bukan karena prestasi atau peran positif mereka, tapi karena isu tak sedap yang terus menyeruak. Kedua sosok ini kerap disebut-sebut sebagai biang kerok keonaran yang merusak citra pemerintahan di bawah kendali Bupati Hassan Ali Bassam Kasuba.
Amrul Doturu, salah satu Ketua Warkop yang vokal mengkritisi situasi ini, akhirnya angkat bicara. Dalam keterangannya, Amrul bilang kalau belakangan ini Husni dan Risman mulai bersikap defensif. Bahkan, menurutnya, keduanya mulai melancarkan ancaman agar nama mereka tidak diberitakan.
“Sekarang mereka sudah mulai takut publikasi. Padahal baru-baru ini mereka sendiri yang suka buat ulah, intimidasi pejabat, sampai ikut mengatur urusan birokrasi. Sekarang kalau wartawan mau angkat berita, malah ancam-ancam,” kata Amrul dengan nada kesal.
Nama Husni Saban sebenarnya bukan sosok asing. Ia dikenal dekat dengan lingkaran kekuasaan, bahkan disebut-sebut memegang posisi di balik layar sebagai koordinator informasi Bupati.
Sementara Risman Lamitara, yang kerap tampil percaya diri di hadapan publik, juga dikaitkan dengan sejumlah kebijakan internal yang kontroversial.
Namun, bukannya membawa dampak baik, keduanya justru sering jadi sorotan karena tindakan yang dianggap melampaui batas.
“Kalau ada pejabat yang nggak nurut, biasanya dapat tekanan. Mereka sering ancam, bahkan sampai bawa-bawa nama Bupati,” ujar salah satu ASN yang disapa dengan Udin.
Belakangan ini, isu terkait sepak terjang dua sejoli ini semakin ramai diperbincangkan, terutama di media lokal dan grup-grup diskusi di Komunitas Kedai Katu Hal-Sel.
“Kalau nggak ada masalah, kenapa harus takut diberitakan? Artinya, mereka sadar apa yang mereka lakukan salah. Dan sekarang mereka pakai cara ancam supaya wartawan bungkam. Ini sudah bahaya,” ungkap Amrul.
Ancaman yang dimaksud, menurut Amrul, tidak main-main. Ada indikasi intimidasi dilakukan melalui pesan pribadi dan tekanan di lapangan. Bahkan, ada wartawan yang mengaku dihubungi dan diminta tidak menulis berita apapun tentang keduanya.
“Jangan karena dekat dengan penguasa, mereka bisa seenaknya. Kalau sudah intervensi media, ini tanda bahaya buat demokrasi, apalagi sampai maki-maki ke salah satu Ketua GPM terna Harmain Rusli”. Kata amrul
Meski isu ini terus mencuat, sampai berita ini di kasi firal, baik Husni Saban maupun Risman Lamitara belum kase klarifikasi. Yang jelas, gelombang protes dari warga Halsel terus membesar. Apakah langkah hukum akan ditempuh? Waktu yang akan menjawab. (Red).