
MADODERA.COM - Desa Tomori, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, tengah jadi perbincangan hangat warga setelah muncul keresahan terkait aktivitas judi yang makin marak terjadi di sebuah tempat persinggahan bernama Kedai Katu.
Tempat yang awalnya hanya dikenal sebagai warung kopi biasa ini kini berubah menjadi arena perjudian yang berlangsung hampir tiap malam, bahkan di siang bolong sekalipun.
Warga sekitar mulai merasa tidak nyaman dan resah. Pasalnya, meski sudah berlangsung cukup lama dan diketahui banyak pihak, aktivitas di Kedai Katu ini tetap tak tersentuh hukum.
Ironisnya lagi, dari informasi yang berkembang di lapangan, sejumlah pelaku yang ikut berjudi diduga berasal dari berbagai kalangan terhormat, mulai dari anggota polisi dan tentara, wartawan, hingga pengacara.
"Kalau malam, itu tempat penuh terus. Orang datang bukan lagi mau ngopi, tapi main kartu, dadu, dan semacamnya. Kadang sampai subuh. Kita ini warga sudah terganggu, apalagi kalau ada ribut-ribut karena kalah judi," ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, Jumat (18/7/2025).
Menurutnya, keberadaan oknum dari institusi penegak hukum dan profesi terhormat justru membuat warga makin takut untuk bersuara. Warga khawatir akan mendapat tekanan atau intimidasi jika berani melapor atau memprotes.
“Kalau yang main judi itu cuma orang biasa, mungkin sudah dibubarkan dari dulu. Tapi karena ada oknum aparat dan orang-orang yang katanya wartawan atau pengacara, siapa yang mau sentuh?” ungkap Ahmad warga Desa Tomori.
Yang lebih mengkhawatirkan, aktivitas ini juga mulai ditiru oleh anak-anak muda yang melihat langsung bagaimana judi bisa menarik kerumunan dan menghasilkan uang cepat.
“Kami khawatir generasi muda kita rusak. Mereka bisa ikut-ikutan karena merasa itu hal biasa. Apalagi kalau mereka lihat orang-orang besar saja ikut main,” ucap ahmad
Sejumlah warga berharap agar pemerintah daerah dan aparat penegak hukum yang benar-benar bersih segera turun tangan. Jangan sampai aktivitas semacam ini dibiarkan terlalu lama dan akhirnya menjadi budaya yang sulit diberantas.
“Kalau memang mau serius berantas judi, ya harus dari atas. Jangan pandang bulu. Siapa pun yang terlibat, apalagi kalau dari aparat atau orang yang seharusnya jadi panutan, harus ditindak. Jangan cuma rakyat kecil saja yang ditangkapi,” seru warga lainnya dengan nada kecewa. (Red).